sok atuh dicari...

Jumat, 23 Juli 2010

TIPS LIBURAN MURAH KEBUMEN –JOGJA


berdasarkan pengalaman pribadi…


Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hore..hore…
Jadi inget lagune Tasya pas nulis tulisan ini. Hehe.
Liburan kenaikan kelas tahun ini, aku isi dengan berbagai kegiatan positif yang cukup menyibukkanku, ada MOS, ada kemah dan lain-lain….weleh weleh…sok sibuk. Jadi begini, liburan kali ini ada waktu tiga minggu, aku dan temanku rencananya pengen pergi ke Jogja. Kami berencan pergi ke Jogja pada hari Kamis, 8 Juli 2010. Kami pergi Cuma berdua. Tapi, tak apalah, sudah besar ini (hhmmm…). Kami berangkat naik kereta Logawa jurusan Jember, kereta berangkat pukul setengah 8 pagi. Saat liburan seperti ini, naiklah di bagian paling depan atau paling belakang gerbong karena biasanya kebanyakan penumpang lebih suka naik lewat pintu bagian tengah.
Eits…kayaknya ada yang kelupaan.
Oh ya, mana tiketnya?
Masalah tiket ga usah khawatir, beginilah cara orang-orang yang biasa pulang pergi naik kereta dalam rangka menghemat uang. Santai saja, gak usah panik, gak usah bingung, bersikap biasa saja.
Sayangnya, hari itu kami kurang beruntung. Kami tidak kebagian tempat duduk satu pun. Terpaksa, kami harus berdiri, berpegel-pegel ria, hehehe. Saat-saat seperti ini, cobalah bertanya kepada penumpang-penumpang lain di sekitar Anda. Siapa tahu ada yang cuma numpang duduk sampai Stasiun Kutoarjo, kita khan bisa mboking tempat duduknya. Lumayan khan?
Alhamdulillah, ternyata Allah masih sayang pada kami. Setelah bertanya-tanyi kesana kemari, ada juga penumpang yang turun di Stasiun Kutoarjo, rombongan lagi. Wah, beja dhewek, begitu kataku pada teman seperjalananku. Setengah jam cukup bagi kami untuk berdiri dan berpegel-pegel ria sampai Stasiun Kutoarjo. Selanjutnya, kami bisa duduk manis dan menikmati empuknya kursi kereta Logawa yang sedang berlari menuju Stasiun Lempuyangan ini, hahaha. Beruntungnya lagi, kami tidak ditarik karcis oleh kondektur. Jadi, gratis deh, hihihi. Beja…beja.
Pukul setengah sepuluh, kami sampai di Stasiun Lempuyangan. Kami langsung pergi ke luar stasiun, niatnya sih pergi ke Malioboro. Tapi, jaraknya cukup jauh dari stasiun. Akhirnya, kami putuska untuk naik ojek. “Lima ribu sampai Mailoboro, Pak”. Oh ya, jangan sampai mau kalau ditawari ojek ke Malioboro dengan harga lebih dari lima ribu perak, rugi!
Kami hanya diantar sampai belakang mall Malioboro, untuk selanjutnya kami harus jalan kaki. Petualangan dimulai, saatnya mbolang..hehe. Kami mulai menyusuri kerasnya trotoar di sepanjang Malioboro sambil melihat-lihat souvenir yang dijajakan. Dari awal, memang niat kami hanya jalan-jalan. Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba terhentilah langkah kami di depan sebuah benteng, Benteng Vredeburg namanya. Kami pun masuk, di dalamnya baru saja diadakan Festival Kesenian Jogja, namun sayang, acaranya sudah bubar. Di dalam benteng banyak terdapat diorama-diorama sejarah perjuangan rakyat Jogja dalam mengusir penjajah. Saking banyaknya, kami jadi bingung sendiri, hehe, maklum, anak baru.
Kemudian, kami melanjutkan jalan-jalan menuju alun-alun utara. Sempat berpikir untuk mampir ke Masjid Agung, tapi gak jadi karena waktu yang sudah mepet. Akhirnya, kami langsung cari warung makan. Isi perut dulu biar kuat jbuat jalan-jalan lagi. Di sini semua tersedia. Ada bakso, mie ayam, nasi uduk, gorengan, lan sapanunggalane. Murah lan meriah.
Kami putuskan untuk mencari oleh-oleh. Ada yang tahu?
Yap, Bakpia Pathuk. Bakpia Pathuk di Jogja banyak banget merknya. Tapi denger2 yang rasanya enak itu merk 75 kalau ga 25. Setelah mendapatkannya, kami langsung mencari becak untuk pergi ke Stasiun Lempuyangan. Sempet eret2an harga sama tukang becaknya, akhirnya diperoleh lah harga sepakat, 15 ribu. Wah, enak juga keliling Jogja naik becak, semilir, hihi.
Setelah cukup lama, akhirnya sampai juga. Tapi kok beda ya?
Owalah, ternyata tukang becaknya kesasar. Harusnya ke Stasiun Lempuyangan malahan ke Stasiun Tugu. Terpaksa, genjot lagi pak! Semangat! He. Bapak tukangnya sempat kesel juga, dikira kami yang salah ngomong. Padahal, bapaknya yang salah denger. Maklum, sudah tua, faktor usia, hehe.
Jam satu kurang seperempat, kami sampai di Stasiun Lempuyangan. Beruntung, kereta kami datangnya agak telat, yaitu jam 1 lebih 5 menit. Kami langsung menuju Mushola untuk menunaikan sholat Dzuhur. Setelah itu, kami menunggu dengan sabarnya kereta kami tercinta, Kereta Pasundan.
Kereta yang kami tunggu pun akhirnya datang. Seperti biasa, kami naik lewat gerbong paling depan, dan nasib kami pun sama seperti saat berangkat tadi pagi. Kami tidak dapat tempat duduk. Saya beranikan untuk bertanya kepada penumpang sekitar. Sekali lagi, kami beruntung. Kami sudah bisa duduk manis setelah lewat Stasiun Wates.
Kereta Pasundan sampai di Kebumen pada pukul 3 sore. Kami sangat lelah sekaligus senang. Alhamdulillah bisa pulang ke rumah dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun.
The End